Saturday 22 November 2014

Hati untuk Mereka

Kesehatan memang hal yang terpenting dalam menjalani kehidupan. Apa arti dari limpahan harta tanpa kesehatan yang baik. Namun bagaimana jika mereka yang tidak berkelebihan yang mendapatkan musibah kesehatan? Apalagi jika itu menimpa buah hati mereka.

Ryu Deyummi Mahrani. Bayi tersebut lahir pada tanggal 15 November 2012. Keriangan Ryu seolah menutupi sakit yang ada di dalam tubuhnya. Sejak lahir, Ryu menderita atresia bilier dan membutuhkan bantuan untuk melakukan operasi transplantasi hati di Jepang.
Ryu adalah putri dari pasangan Rion Ari Sandi dan Yuniar Firdaus. Selama dua tahun ini, Ryu sudah berjuang dan bertahan menjadi pelita bagi keluarganya. Atresia bilier adalah penyakit serius yang berpengaruh pada hati bayi yang baru lahir. Menurut statistik, satu dari 10.000 anak mengalami hal ini. Seringkali atresia bilier menyerang bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki. Cara yang bisa ditempuh untuk sembuh adalah melakukan transplantasi hati atau cangkok hati.



Ayah Ryu yang akan mendonorkan sebagian hatinya untuk putri tercinta. Namun hingga saat ini, Ryu belum bisa melakukan operasi karena kendala dana. Biaya operasi cangkok hati di RSCM sekitar 800 juta hingga 1 miliar rupiah. Angka yang sangat besar bagi keluarga Ryu. BPJS hanya menanggung biaya hingga Rp 250 juta, sehingga kekurangan dana masih sangat banyak.


Lain lagi halnya dengan Cellista. Cellista R. Asanfa dan Mikhayla N. Asanfa  yang lahir premature dengan berat 1 kg dan 1,7 kg pada 11 Juli 2013 yang lalu, dilansir dari gimmegaiety.blogspot.com. Dan, seperti ibu pada umumnya, ibu bayi kembar ini pun ingin langsung pulang dan merawat anak-anaknya. Namun apalah daya, ternyata si kembar harus dirawat selama 2 bulan di rumah sakit karena diagnosa penyakit jantung bawaan tipe PFO (Patent Foramen Ovale) dan ASD (Atrial Septal Defect) serta kolestasis hati.




Seakan, ujian tak berhenti mendatangi si kembar Cellista dan Mikhayla. Mereka hampir setiap bulan dibawa ke rumah sakit untuk komplikasi penyakitnya. Ketika si kembar berusia 6 bulan, si kembar dirujuk di RSUD Moewardi, dan pada saat inilah mengalami Alagille Syndrome.
Alagille Syndrome adalah penyakit genetik yang mengganggu ginjal, hati, dan jantung. Parahnya, hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk penyakit ini sehingga penderita hanya bisa melakukan terapi karena termasuk penyakit yang cukup langka. Menurut Genetics Home Reference, diperkirakan penyakit ini dialami oleh 1 dari 70.000 bayi yang lahir hidup.


Penyakit Alagille Syndrome membuat tulang punggung si kembar berbentuk seperti butterfly dan mata mereka pun berwarna kuning kehitaman akibat organ hati yang rusak. Dan, penyakit langka ini juga membuat mereka melakukan operasi biosi di RSCM Jakarta. Namun, nyawa Mikhayla tak tertolong sehingga dia harus meninggalkan kembarannya.
Lalu, bagaimana dengan Cellista?


Ujian keluarga bu Fani dan pak Saryanto, orang tua si kembar, masih belum berakhir. Cellista masih bertahan hidup untuk memperjuangkan kesembuhannya. Karena penyakit yang diderita masih belum ada obatnya, dia harus melakukan transplantasi hati di Jepang dan tentu dengan biaya yang tidak sedikit.

Di Indonesia saja untuk transplantasi hati membutuhkan biaya antara 1 hingga 1,5 miliar. Namun, orang tua Cellista sudah mendaftar di RSCM Jepang dan mendapat diskon sehingga mereka membutuhkan sekitar Rp. 600juta. Jumlah uang yang masih tergolong sangat banyak.


Mari kita donorkan sedikit 'hati' kita untuk mereka dengan memberikan  sedikit rezeki yang kita terima dari Allah SWT. 
Doa kami selalu untuk kalian. :)


No comments: